Bisnis NGEPOT Harus PIVOT (Bagaimana Menyikapi Dampak Corona)

Beberapa hari terakhir ini saya banyak terlibat berdiskusi, bedah Analisa, rembukan, brainstorming, hingga diundang di beberapa Group WA dengan berbagai background isntitusi dan individu dengan berbagai fokus topik bahasan dengan Payung Temanya berkisar Corona : “Dampak Corona Virus” “Solusi Aksi apa memerangi Corona” hingga Tema “Kebiasaan or Hal baru setelah Corona”

Hasil rembukkan kami sinergi corporate dan UKM kemarin sore hingga malam;

1. Beberapa Perusahaan Group retail terbesar dan besar di indoneaia terutama yang banyak berbasis di modern trade seperti mall, hampir semua menyampaikan mengalami dropped down omset hingha 90%, kemarin sore kami diskusi bagaimana mall-mall dan toko2 retail yg tutup dengan trilyunan nilai stok gak bisa gerak keluar dari gerai-gerai mereka, dan semua sedang berupaya untuk sesegera mungkin dapat dionlinekan. Action yang sudah terjadi -> saat ini yg sdh dilakukan oleh mereka group-group besar retail tersebut sudah mulai merumahkan karyawan, memotong gaji para manajemen teams.

2. Karena Group retaill banyak berfokus pada category fashion -> Ketika dampak retail Gerai mereka tutup maka beberapa pabrik garment sebagai supplier mengalami penurunan orderan dari gerai-gerai modern trade tersebut (apalagi menjelang Lebaran). Action yang sudah mulai diambil menyatakan beberapa pabrik Garmen mulai merumahkan buruh pabriknya dan juga terjadi pada maklonan supplier dilevel UKM-UKM konveksi. KECUALI temen-temen melakukan Pivot memproduksi APD kesehatan untuk paramedic hingga masker

3. Industri travel hotel dan penerbangan – ini paling parah juga… tingkat hunian hotel drop bahkan hingga 90% lebih bahkan nyaris 100%. Wisata dan keramaian serta penyelenggaraan event di hotel-hotel ditiadakan (MISE) dan ini berdampak kategori vertical ekosistem tourism lain seperti travel agent, hingga Penerbangan!

4. Industri F&B mengalami penurunan terutama di sektor yang terkait dengan mall atau coffee shop dan resto dengan sitting capacity lumayan banyak yang melayani dine in dan layanan entertainment – group of people berkumpul. Sehingga dampak mulai kena adalah ke supplier Café Resto seperti warung kopi yang sampai berdampak juga pada supplier susu fresh. Beberapa pivot yang susu fresh beralih ke UHT dipindah ke online.. Begitupun di F&B resto banyak pivot membuat frozen food atau canning (kalengan) atau marinated food karena turunya dine in berharap bisa diganti oleh orderan online.

5. Industri Beauty dan cosmetics yang selama ini di drive oleh retail offline di mall-mall maka mengalami penurunan omset cukup memukul -> apalagi semakin lama WFH para wanita karir tak perlu banyak dandan karena banyak melakukan kegiatan dirumah! (Ini harus disurvey sih….). Beberapa perusahaan beauty or cosmetic juga mengambil kesempatan dampak corona ini dengan memproduksi beberapa produk-produk hand sanitizer hingga disinfectant!

Dari sekian banyak diskusi dan rembukkan serta obrolan bisnis. Ada hal mengejutkan bahwa dampak corona ini juga telah merusak industry yang gak pernah kita bahas (padahal Eksis) yaitu industry layanan pemuas nafsu alias prostitusi. Dalam diskusi Terexpose Industri PSK prostitusi banyak yang tutup, semuanya hampir boleh dibilang merumahkan semua pekerja karena gak ada tamu dan income.

Gegara diskusi ini kemudian kita telusuri apa dampak ekosistem industry ini ke bisnis support lainnya? Ternyata salah satu dampak tutupnya tempat pemuas hawa nafsu ini mengakibatkan tutupnya beberapa klinik test laboratorium terutama di area-area yang ada di area prostitusi tersebut…. Nah loh! -> siapa coba yang mau riset tentang ini? Analogi similarity dari industri di atas adalah industri refleksi, pijat, spa dan lain-lain yang dalam layanan produk servicesnya adalah terjadi interaksi antar manusia.

6. Berapa besar dampaknya kepada industri hiburan seperti musik, konser, bioskop bahkan kegiatan pengumpulan masa seperti seminar atau training ? -> ini kemarin tidak ada yang mewakili. Kecuali kami di PowerAcademy cukup merasakan berdampak dari layanan inhouse training -> kita akan Pivot ke Online Training!

Dalam sesi penutup terekspose juga dampak di daerah :
Beberapa daerah yang perekonomiannya bergantung pada satu sektor ekonomi, misal daerah Wisata – seperti Bali atau Puncak -> seberapa dampak besar yang terjadi? Sangat besar! Ada yang menarik Kota pesantren (salah Satunya Jombang : foto update Mas Mohamad Rosihan) terdampak kepada perekonomiannya begitu sangat besar ketika pemerintah daerah memuutuskan menutup pesantren dan memulangkan semua santri ke rumahnya masing-masing!

Bagaimana dengan daerah yang bergantung hidup dari pertanian ? sepertinya ini masih oke-oke saja yah?

Ketika dampak corona ini sudah berdampak pada ekonomi dan kebutuhan makan-sehari-hari masyarakat – urusan perut ? Akankah dampak mengerikan virus Corona ini lebih mengerikan dibandingkan dengan urusan perut ? Sepertinya tinggal satu-satunya cara adalah : Isolasi diri dengan bergotong royong saling membantu sesama! yang berkecukupan memberi berbagi makan yang membutuhkan dan yang membutuhkan menjaga diri.

Semoga badai wabah Corona ini segera menghilang dari Bumi Pertiwi ini!
Mari kita lindungi diri dan keluarga kita dan banyaklah berdoa!

Selamat Malam Minggu
Salam with love HK

#DirumahAja

Artikel ini berdasarkan broadcast whatsapp dari bapak Hadi Kuncoro

(Visited 239 times, 1 visits today)

Leave a Comment